PEMIKIRAN MAWAR RAHMADITA MENGENAI MODERASI DALAM KEBINEKAAN INDONESIA DALAM PAPERNYA PADA ACARA ADIA ANNUAL INTERNATIONAL CONFERENCE 2023

PEMIKIRAN MAWAR RAHMADITA MENGENAI MODERASI DALAM KEBINEKAAN INDONESIA DALAM PAPERNYA PADA ACARA ADIA ANNUAL INTERNATIONAL CONFERENCE 2023

Padang, Sumatera Barat — Delegasi Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam, yaitu Mawar Rahmadita, telah mempresentasikan papernya yang berjudul “Kebinekaan Terhadap Urgensi Moderasi Beragama di Era Disrupsi Digital” Pada kegiatan ADIA Annual International Conference 2023 yang di selenggarakan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang, di The ZHM Premiere Hotel Padang. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, yakni 4 –5 Juni 2023. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Fakultas Adab yang ada di Indonesia hingga di luar Negeri. Diikuti juga oleh Fakultas lain seperti perwakilan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang dengan mengirimkan 10 perwakilan dari Mahasiswa dan 1 Dosen.

(Senin, 05 Juni 2023), Kegiatan ini dimulai dengan keynote speakers yang dibagi menjadi dua sesi, dan dipimpin oleh moderator. Pada pukul 13.00 WIB lanjut Parallel Session, semua presenter diminta untuk masuk ke ruangannya masing-masing sesuai dengan sub tema masing-masing. Pada saat parallel session. Pada awal presentasi,  Mawar Rahmadita  menyampaikan bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang bersatu dalam keberagaman, keragaman ini merupakan kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Sebagai negara yang berlandaskan pancasila, keberagaman yang ada sebagai potensi luar biasa yang patut di syukuri dengan cara menjaga dan merawatnya agar tidak tercerai berai oleh paham radikalisme dan ekstremisme yang berkembang diarus dirupsi digital dan keterbukaan informasi seperti sekarang ini.

Menurut Mawar, Erupsi digital memiliki dampak positif dan dampak negative. Pada dampak positif yakni mudah mengambil berbagai informasi lalu berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian komunikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Namun, menurutnya di sisi lain memiliki dampak negatif yaitu membuat sikap menutup diri lau berpikir sempit dan perilaku konsumtif Informasi tidak terkontrol sehingga terjadinya  penyebaran berita hoax.

Selanjutnya, Mawar menuturkan bahwa, Moderasi harus ditumbuhkan sebagai komitmen bersama sebagai upaya menjaga keseimbangan yang paripurna, dimana setiap masyarakat apapun etnis, suku, ras, budaya, dan agamanya untuk saling mendengarkan satu sama lain serta saling belajar melatih kemampuan dalam mengatasi perbadaan yang ada. Kemudian, ia menambahkan beberapa point mengenai upaya mempertahankan kebinekaan dan moderasi beragama di era disrupsi digital yaitu dengan cara mempromosikan pengembangan arus utama moderat dalam agama agar kesadaran tentang kerukunan dan toleransi semakin diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, yang kedua menggunakan teknologi digital dengan bijak  dan memfilterisasi informasi yang beredar dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, transformasi digital, dan tidak berhenti berinovasi.

Terakhir, Mawar menuturkan bahwa “keberagaman dan kebinekaan yang ada di Indonesia harus dijaga persatuan dan kesatuannya jangan sampai tercerai-berai. Arus perkembangan teknologi globalisasi dan keterbukaan informasi jangan menjadi penyebab hilangnya identitas jati diri bangsa.” Ungkapnya sebagai penutup dalam persentasinya.

Setelah sesi Parallel Session selesai, para Presenter diarahkan untuk pulang ke tempat penginapan masing-masing agar dapat bersiap untuk mengikuti rangkaian acara kuliner makanan khas Padang serta penutupan ADIA Annual International Conference 2023 pada malam harinya di kantor Gubernur Sumatera Barat. (Firda Sonia).