Budaya Integritas, Solusi Efektif Tingkatkan Kualitas Kampus

Budaya Integritas, Solusi Efektif Tingkatkan Kualitas Kampus

Dosen Fakultas Psikologi, HeyLink.me | Muhamad Uyun

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

 “Integritas di kampus merupakan fondasi utama dalam menciptakan lingkungan akademik

yang jujur dan beretika. Semua pihak, mulai dari pimpinan hingga mahasiswa, memiliki peran untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Islam seperti amanah, sidq, dan istiqamah.

Dengan menerapkan integritas di semua lini, Perguruan Tinggi dapat membentuk

budaya akademik yang lebih baik dan lebih berdaya saing, sehingga dapat

menjadi contoh bagi institusi lainnya”.

Integritas adalah nilai penting yang harus diterapkan di setiap lingkungan, termasuk di kampus. Bagi sebuah perguruan tinggi, integritas mencakup sikap jujur, bertanggung jawab, dan konsisten dalam melakukan berbagai tugas dan kewajiban. Dalam Islam, integritas dikenal dengan istilah amanah, yang berarti memegang tanggung jawab dengan baik dan menjalankannya sesuai dengan tuntunan agama. Mengaplikasikan integritas di kampus tidak hanya membawa manfaat akademik tetapi juga menciptakan lingkungan yang amanah dan berkah bagi semua pihak yang terlibat.

Pimpinan kampus, seperti rektor, kepala biro, dekan, dan kepala bagian, memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai integritas di kampus. Mereka harus menjadi teladan dengan mempraktikkan prinsip-prinsip kejujuran dan transparansi dalam mengambil keputusan. Dalam Islam, seorang pemimpin adalah khalifah yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya di dunia dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Pimpinan yang menjalankan kebijakan dengan adil dan tidak memihak menunjukkan integritas sejati, yang akan menciptakan budaya kampus yang lebih baik.

Dosen adalah ujung tombak dalam membentuk karakter mahasiswa. Mengajarkan kejujuran akademik kepada mahasiswa merupakan bagian dari tugas seorang dosen. Dosen harus jujur dalam menilai dan tidak membeda-bedakan mahasiswa. Contoh sederhana adalah ketika memberikan nilai, dosen harus berdasarkan kinerja mahasiswa, bukan karena faktor lain seperti hubungan personal. Dalam Islam, hal ini dikenal sebagai sikap adil (keadilan), di mana setiap orang mendapatkan haknya sesuai dengan usahanya. Bagi tenaga kependidikan dan staf kampus, integritas berarti melaksanakan tugas dengan sepenuh hati dan tidak menyalahgunakan wewenang. Misalnya, administrasi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan harus memastikan bahwa semua transaksi dilakukan secara transparan dan akurat. Dalam Islam, integritas ini sesuai dengan konsep sidq (kejujuran) dan amanah, di mana setiap tugas yang diberikan harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Satpam di kampus memiliki tugas menjaga keamanan dan ketertiban. Integritas bagi mereka berarti bertindak dengan tegas namun adil, menjaga keamanan kampus tanpa diskriminasi. Sebagai contoh, ketika memeriksa barang bawaan, satpam harus melakukannya dengan sikap yang profesional dan tidak semena-mena. Dalam Islam, tugas menjaga keamanan dianggap sebagai amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Cleaning service juga memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan kampus. Integritas bagi mereka berarti bekerja dengan jujur dan tidak asal-asalan. Contohnya, membersihkan area kampus secara menyeluruh meskipun tidak ada yang melihat. Dalam Islam, bekerja dengan baik meskipun tidak ada yang menyaksikan adalah bentuk ikhlas, yang sangat dianjurkan dalam menjalankan tugas.

Mahasiswa adalah bagian yang paling penting dalam penerapan integritas di kampus. Mereka tidak hanya belajar tentang materi akademik tetapi juga tentang bagaimana menjadi individu yang berintegritas. Dalam hal ini, integritas akademik menjadi poin utama, misalnya tidak melakukan plagiarisme, menyontek, atau tindakan curang lainnya saat ujian. Dalam Islam, menyontek adalah bentuk pengkhianatan terhadap diri sendiri dan ilmu yang diperoleh. Misalnya, ketika diberikan tugas oleh dosen, mahasiswa harus menyelesaikan dengan usaha sendiri, bukan sekadar menyalin pekerjaan teman. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ijtihad (usaha sungguh-sungguh) dalam belajar. Ketika mengikuti ujian, mahasiswa harus percaya pada kemampuan sendiri dan tidak tergoda untuk curang.

Selain dalam tugas akademik, integritas mahasiswa juga diuji dalam kehidupan sehari-hari di kampus. Misalnya, mematuhi peraturan kampus, menjaga fasilitas umum, dan tidak membuang sampah sembarangan. Semua ini mencerminkan sikap bertanggung jawab yang diajarkan dalam Islam, yaitu menjaga amanah berupa fasilitas yang telah disediakan. Banyak mahasiswa yang mengandalkan teknologi untuk belajar. Namun, integritas dalam penggunaan teknologi adalah tidak menggunakan informasi dari internet tanpa mencantumkan sumber. Dalam Islam, mengambil sesuatu yang bukan hak kita adalah bentuk ghulul (penipuan). Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menghargai karya orang lain.

Praktik korupsi di lingkungan kampus sering kali dimulai dari hal-hal kecil, seperti menggunakan fasilitas kampus untuk kepentingan pribadi tanpa izin. Semua pihak harus menyadari bahwa tindakan seperti itu dapat mengikis integritas dan bertentangan dengan ajaran Islam yang mengharuskan kita berlaku jujur dan adil. Semua bagian kampus, termasuk tenaga kependidikan dan satpam, perlu memastikan bahwa pelayanan kepada mahasiswa dan masyarakat dilakukan dengan ramah dan adil. Tidak boleh ada diskriminasi dalam memberikan layanan. Dalam Islam, semua manusia sama di hadapan Allah, dan kita harus memperlakukan setiap orang dengan hormat.

Konsistensi adalah bagian dari integritas. Ketika semua pihak di kampus, mulai dari pimpinan hingga mahasiswa, selalu menerapkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab, maka budaya integritas akan terbentuk dengan sendirinya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam tentang istiqamah (konsistensi dalam kebaikan). Kedisiplinan juga merupakan bagian dari integritas. Misalnya, datang tepat waktu untuk kuliah, rapat, atau bekerja adalah bentuk menghargai waktu orang lain. Dalam Islam, waktu dianggap sangat berharga, dan membuang-buang waktu adalah suatu kesia-siaan yang harus dihindari.

Organisasi mahasiswa harus mengelola keuangan dan program secara transparan. Contohnya, laporan keuangan harus bisa diakses oleh anggotanya untuk menghindari penyalahgunaan dana. Ini sesuai dengan prinsip amanah dalam Islam, di mana setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Mahasiswa yang memegang posisi kepemimpinan harus menunjukkan sikap yang jujur dan bertanggung jawab. Mereka perlu menjadi contoh yang baik bagi rekan-rekannya. Islam mengajarkan bahwa seorang pemimpin adalah pelayan bagi umatnya, yang berarti melayani dengan penuh integritas. Semua pihak di kampus harus memastikan bahwa penggunaan fasilitas kampus, seperti laboratorium atau perpustakaan, dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab. Jangan sampai ada yang menyalahgunakan fasilitas tersebut untuk kepentingan pribadi. Bagi dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam penelitian, integritas berarti menghindari plagiarisme, mematuhi etika penelitian, dan memberikan kredit kepada orang lain atas kontribusinya. Ini sesuai dengan ajaran Islam yang melarang kita mengambil hak orang lain tanpa izin.

Kampus dapat mengadakan pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya integritas. Ini akan membantu semua pihak di kampus untuk lebih memahami bagaimana menerapkan integritas dalam setiap aspek kehidupan kampus. Kampus bisa memberikan penghargaan kepada individu atau kelompok yang menunjukkan integritas tinggi dalam menjalankan tugasnya. Ini akan memotivasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka. Integritas tidak hanya soal moralitas tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas. Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di akhirat, sehingga semua pihak di kampus harus menjaga integritasnya sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *