Tim Eco-Green Campus UIN Raden Fatah Adakan Pengenalan Manajemen TPST

Tim Eco-Green Campus UIN Raden Fatah Adakan Pengenalan Manajemen TPST

Tim Eco-green Campus UIN Raden Fatah Palembang mengadakan sosialisasi dan diskusi terkait Manajemen Tempat Pengolah Sampah Terpadu (TPST) dan Produksi Maggot (Black Soldier Fly/ BSF) bersama Pengelola TPST Universitas Negeri Semarang (UNNES) secara online melalui zoom meeting. Kamis (3/8/2023).

Tim Eco-green Campus UIN Raden Fatah Palembang melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan, guna mengoptimalkan pengelolaan sampah di UIN Raden Fatah Palembang. Tim Eco-green akan melakukan pengoptimalan pengolahan sampah padat, khususnya limbah organik serasah daun dan limbah makanan.

Wakil Rektor II UIN Raden Fatah Palembang Dr. Abdul Hadi, M. Ag., menyatakan bahwa pengolahan sampah merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan pada lingkungan UIN Raden Fatah Palembang, Pengelolaan sampah yang belum optimal dapat mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air dan tanah.

“Tahun ajaran baru 2023/2024 akan datang kurang lebih 25 ribu mahasiswa yang akan menjalani pembelajaran di UIN Raden Fatah Palembang. Jika, satu orang Mahasiswa memproduksi setengah kilogram sampah per hari, maka akan dihasilkan 12,5 ton sampah per hari. Oleh karena itu, civitas akademika UIN Raden Fatah Palembang perlu mengetahui bagaimana cara memilah dan mengolah sampah agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan,” ujar Dr. Abdul Hadi pada forum diskusi tersebut.

Dalam kegiatan pengenalan Manajemen TPST dan Produksi Maggot (Black Soldier Fly/BSF), menghadirkan 2 Narasumber yakni Direktur PT Altar Sarwahita Abhipraya (PT ALTSA) sekaligus pengelola TPST Universitas Negeri Semarang, Luke Timor Ilingono dan Manajer produksi dan pengembangan produk TPST, Pandu Saputro.

Luke Timor  menyatakan bahwa di Indonesia sampah organik menempati jumlah tertinggi yakni sekitar 63% dari keseluruhan jenis sampah yang ada, persentase selanjutnya adalah samaph kayu, residu dan jenis sampah yang bisa di daur ulang.

“Tujuan dilaksanakan kegiatan ini, untuk membantu institusi pemerintah maupin swasta menjalnkan pengolahan sampah dengan menggali dan mengembangkan inovasi dan teknologi serta dapat menghasilkan lapangan kerja dari daur ulang sampah organik,” ujar Luke.

Manajer produksi dan pengembangan produk TPST, Pandu Saputro menjelaskan tentang bagaimana mengolah sampah organik tersebut dengan bantuan Maggot yang merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF).

“Untuk mengoptimalkan bantuan Maggot, kita harus mengindentifikasi asal sampah sebelum ditreatment dengan menggunakan BSF. Jika sampah telah terkontaminasi dengan pestisida, hal ini akan sulit diterapkan karena larvanya akan mati,” ucap Pandu Saputro.

Hasil dari sosialisasi dan pengenalan pengolahan sampah ini, diharapkan dapat diterapkan dan dikembangkan juga di UIN Raden Fatah Palembang, karena Perguruan Tinggi memiliki potensi yang besar adanya limbah sisa makanan dan limbah organik lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *